DISPEPSIA
(
tugas Keperawatan Medikal Bedah dosen Bapak Asisi Muji S.kep,.Ns )
Disusun
Oleh :
Cholifah
Hanum Nillam Sari
Elisa
Wulandari
Meita
Dian Wirnadi
Resika
Istiya Nurulsari
Sri
Sugiarti
Yudho
Rahmat Nugroho
Kelas
2 A
AKADEMI
KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2011
A. DEFINISI
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani
(Dys-), berarti sulit , dan (Pepse), berarti pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan
keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian
atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus
klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini
tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Batasan
dispepsia terbagi atas dua yaitu:
a. Dispepsia organik, bila telah
diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak
b. Dispepsia non organik, atau
dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas
penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri
atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan
sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.
B. ANATOMI
FISIOLOGI
1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri
ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan
kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah
alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomis
lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat
cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura
mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan.
Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk
kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali.
Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah
kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum,
dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isis
usus halus kedalam lambung.
Lambung terdiri dari empat
lapisan yaitu :
a) lapisan peritoneal luar yang
merupakan lapisan serosa.
b) Lapisan berotot yang terdiri atas
3 lapisan :
1) Serabut longitudinal, yang tidak
dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
2) Serabut sirkuler yang palig tebal
dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
3) Serabut oblik yang terutama
dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok
kebawah melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
c).
Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe.
d)
Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak
kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia
berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar
fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung.
Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief
cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana
asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus.
Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus
(leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini
mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada
pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam
hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung
adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan
klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya
otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan
dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik,
pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting,
karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting
dalam mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah
melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen
menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di
daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan
sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner)
membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas
motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung
dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah
arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang
mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam
klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis
(retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak
dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan
perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari
selanjutnya dapat didownload dibawah ini